Dalam
literatur kepariwisataan luar negeri tidak dijumpai istilah objek wisata
seperti yang biasa dikenal di Indonesia. Untuk pengertian objek wisata biasanya
lebih banyak menggunakan istilah “tuorist attractions”, yaitu segala
sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah
tertentu. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, wisata merupakan
perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dan menetap untuk
sementara di tempat lain selain tempat tinggalnya, untuk salah satu atau
beberapa alasan, selain mencari pekerjaan. Perjalanan wisata ini memerlukan
suatu tujuan, diantaranya adalah menikmati objek wisata atau daya tarik wisata.
Dalam hal ini, daya tarik wisata merupakan sasaran dari wisatawan untuk
melakukan kegiatan kepariwisatanya.
Suwantoro (1997:19) mengemukakan bahwa objek wisata yang
juga disebut daya tarik wisata merupakan
potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah
tujuan wisata.
a.
Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke
dalam:
1. Pengusahaan objek dan
daya tarik wisata alam,
2. Pengusahaan objek dan
daya tarik wisata budaya,
3. Pengusahaan objek dan
daya tarik wisata minat khusus.
Dalam
kedudukannya yang sangat menentukan itu, maka daya tarik wisata harus dirancang
dan dibangun atau dikelola secara profesional sehingga dapat menarik wisatawan
untuk datang. Membangun suatu objjek wisata harus dirancang sedemikian rupa
berdasarkan kriteria tertentu.
b.
Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:
1. Adanya sumber daya yang
dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.
2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
3. Adanya ciri khusus atau
spesifikasi yang bersifat langka.
4. Adanya sarana dan
prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.
5. Objek wisata alam
mempunyai daya tarik wisata yang tinggi karena keindahan alam pegunungan,
sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.
6. Objek wisata budaya
mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi
kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek
buah karya manusia pada masa lampau.
c.
Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan
bersumber pada potensi daya tarik yang miliki objek tersebut dengan mengacu
pada kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan.
1.
Kelayakan finansial, studi kelayakan ini menyangkut
perhitungan secara komersial dari pembangunan objek wisata tersebut. Perkiraan
untung rugi sudah harus diperkirakan dari awal. Berapa tenggang waktu yang
dibutuhkan untuk kembali modal pun sudah harus diramalkan.
2.
Kelayakan sosial ekonomi regional, studi kelayakan ini
dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk membangun suatu
objek wisata juga akan memiliki dampak sosial ekonomi secara regional dapat
menciptakan lapangan kerja atau berusaha, dapat meningkatkan penerimaan devisa,
dapat meningkatkan penerimaan pada sektor yang lain seperti pajak,
perindustrian, perdagangan, pertanian dan lain-lain.
3. Layak teknis,
pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dengan
melihat daya dukung yang ada. Tidak perlu memaksakan diri untuk membangun suatu objek wisata apabila dukung objek
wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu objek wisata akan berkurang atau
bahkan hilang bila objek wisata tersebut membahayakan keselamatan para
wisatawan.
No comments:
Post a Comment
Diharapkan komentar berupa kritik dan saran yang membangun, agar menjadi perbaikan. Terima kasih.