Wednesday 31 October 2012

Daya Tarik Wisata

Dalam literatur kepariwisataan luar negeri tidak dijumpai istilah objek wisata seperti yang biasa dikenal di Indonesia. Untuk pengertian objek wisata biasanya lebih banyak menggunakan istilah “tuorist attractions”, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, wisata merupakan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dan menetap untuk sementara di tempat lain selain tempat tinggalnya, untuk salah satu atau beberapa alasan, selain mencari pekerjaan. Perjalanan wisata ini memerlukan suatu tujuan, diantaranya adalah menikmati objek wisata atau daya tarik wisata. Dalam hal ini, daya tarik wisata merupakan sasaran dari wisatawan untuk melakukan kegiatan kepariwisatanya.
Suwantoro (1997:19) mengemukakan bahwa objek wisata yang juga disebut daya tarik wisata merupakan  potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.
a.  Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam:
1.  Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam,
2.  Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya,
3.  Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus.
Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu, maka daya tarik wisata harus dirancang dan dibangun atau dikelola secara profesional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang. Membangun suatu objjek wisata harus dirancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu.
b.  Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:
1.  Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.
2.  Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
3.  Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka.
4.  Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.
5.  Objek wisata alam mempunyai daya tarik wisata yang tinggi karena keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.
6.  Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.
c.   Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik yang miliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan.
1.  Kelayakan finansial, studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan objek wisata tersebut. Perkiraan untung rugi sudah harus diperkirakan dari awal. Berapa tenggang waktu yang dibutuhkan untuk kembali modal pun sudah harus diramalkan.
2.  Kelayakan sosial ekonomi regional, studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata juga akan memiliki dampak sosial ekonomi secara regional dapat menciptakan lapangan kerja atau berusaha, dapat meningkatkan penerimaan devisa, dapat meningkatkan penerimaan pada sektor yang lain seperti pajak, perindustrian, perdagangan, pertanian dan lain-lain.
3.  Layak teknis, pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung yang ada. Tidak perlu memaksakan diri untuk membangun  suatu objek wisata apabila dukung objek wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu objek wisata akan berkurang atau bahkan hilang bila objek wisata tersebut membahayakan keselamatan para wisatawan.

No comments:

Post a Comment

Diharapkan komentar berupa kritik dan saran yang membangun, agar menjadi perbaikan. Terima kasih.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...