Wednesday 3 October 2012

Uang Logam

Uang adalah alat tukar barang sesuai dengan kesepakatan nilai harga. Uang logam pertama dibuat sekitar 2.700 tahun yang lalu oleh orang Lidya Kuno (kini Turki). Uang logam tersebut terbuat dari elektrolum, yaitu campuran emas dan perak. Kini uang logam hanya dipakai untuk uang yang bernilai tukar rendah. Sumber : Ensklopedi Populer Anak
Di Indonesia, uang logam juga digunakan sebagai alat tukar yang bernilai rendah, bahkan dipandang rendahan! kenapa demikian, apakah hal inni dari pengaruh masyarakatnya? Berdasarkan wawancara dengan seorang teman sejawat, katanya "Nilai psikologis uang tersebut yang tidak berarti secara riil". Contoh pembuktiannya, ketika kita melihat uang logam nominal Rp. 500,- di jalan..kita enggan untuk mengambilnya, padahal secara perhitungan ekonomi perbankan, Rp. 0,01,- diperhitungkan dan dicatat dengan teliti. kesimpulannya, masyarakat Indonesia tidak mau dipusingkan oleh perhitungan nilai uang yang kecil, sehingga cenderung bersifat boros, karena selalu menggunakan uang bernominal besar, papar teman saya tadi.
Menurut pengalaman saya, penghargaan uang logam di mata masyarakat sama sekali tidak sesuai dengan nilai tukar. Terkadang, ketika berbelanja di pasar yang katanya modern, toh masih juga belum menghargai uang logam sebagai alat tukar terendah. Buktinya, ketika berbelanja di beberapa pasar modern, nilai akumulasi belanja Rp. 9.800,-. Kita berhak menerima pengembalian sebesar Rp. 200,-, tetapi terkadang di bayar dengan permen, memang harga permen diasumsikan seharga Rp. 200,-, tapi mengapa tidak menyiapkan uang logam untuk kembalian? Sekali waktu saya coba balik keadaan, sengaja saya berbelanja dengan membayar nilai tukar terkecil (uang logam) dengan permen, alhasil..kasir cemberut, padahal saya menerima permen sebagai pengembalian, tidak segitunya! Percobaan selanjutnya saya belanja dengan membayar dengan uang logam semua, malah saya yang dikira orang yang tidak memiliki uang bernilai tukar tinggi, bahkan raut wajah kasir lebih cemberut lagi daripada saya membayar dengan permen.
Demi kebaikan pertumbuhan ekonomi secara umum dan demi kebaikan rasa menghargai secara khusus, alangkah baiknya kita menggunakan dan menghargai uang logam sebagai alat tukar yang bernilai tukar rendah. Di masa mendatang atau secepatnya, semoga pemerintah dapat mengatasi permasalahan ini.

No comments:

Post a Comment

Diharapkan komentar berupa kritik dan saran yang membangun, agar menjadi perbaikan. Terima kasih.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...